Selamat Tahun Baru 2011 kepada semua Project Managers dan Komunitas Project Management di PMI Chapter Jakarta, let’s deliver more & better projects for Indonesia! Pada kesempatan ini, penulis mencoba membuat catatan, untuk menjawab pertanyaan yang sering dijumpai pada banyak events: Bagaimana sebuah organisasi dapat meningkatkan kinerja-nya melalui aplikasi manajemen proyek?
Semoga bermanfaat.
Perkuat PMO
Sampai sekarang saya masih percaya pada filosofi bahwa project is performed by organized people. Memperkuat
Project Management Office, berarti ada kepercayaan dan komitmen yang
kuat dari manajemen team, i.e. sales, finance, operation terhadap
pentingnya menjaga dan meningkatkan kualitas pemimpin dan pelaksana
manajemen proyek, sebagai gugus tugas yangpassionate memimpin orang, reliable,
berdaya, dapat dipercaya untuk selalu dapat memenuhi target perencanaan
dan pelaksanaan proyek. PMO yang kuat mampu mengkombinasikan pembinaan
organisasi melalui PM organizational maturity model dan project manager’s competency framework di bidang knowledge, performance dan personal competence,
sekaligus melakukan pembinaan, pengawasan dan assurance untuk
keberhasilan seluruh pelaksanaan proyek yang menjadi lingkup kerjanya.
PMO yang berdaya, mampu dipercaya manajemen untuk mengkomunikasikan
bahasa strategic/finance dan bahasa tactical, serta kenyataan
operational yang dalam banyak hal perlu di-sinkronkan. PMO dapat menjadi
motor utama penggerak keserasian organisasi end to end, baik untuk customer projects maupuninternal/change/improvement projects. Kata orang project is the melting points of everything,
ada dimensi Sales/Business, HR, Finance, Operation, Teknis,
Sourcing/procurement, Quality, Safety, dll yang terjadi secara bersamaan
dan perlu dikelola secara optimal. Dalam tugas membangunpeople dan
organisasi proyek, PMO memastikan ketersediaan process, method &
tools kepada tim manajemen proyek. Hanya dengan keseragaman “bahasa”
yang efektif dalam menjalankan proyek, sebuah organisasi dapat memetik
pengalaman dan benefit terindah, dari meng-aplikasikan manajemen proyek.
Sinergi Tujuan Organisasi
Make it Happen! Sebuah kalimat klasik yang sering
dijadikan menjadi anekdot untuk “nama tengah” dari seorang Manajer
Proyek. Namun organisasi sering melupakan intisari dari mengapa kita
melakukan proyek itu sendiri, dikaitkan dengan tujuan organisasi dalam
jangka pendek, menengah dan panjang. Jika kapabilitas manajemen proyek,
selalu diarahkan pada koridor ”implementasi” berbasis pemenuhan tujuan
jangka pendek, seperti: yang penting selesai & profit, customer
happy, contract delivery completed, dsb, sering membawa praktek-praktek
yang membatasi budaya excellence pada pelaksanaan proyek sendiri. Dalam
suasana industri dan bisnis yang semakin kompetitif, tujuan proyek
adalah baseline terpenting yang perlu dijelaskan secara gambang oleh
Project Sponsor dan Management kepada Manajer Proyek dan Tim-nya. Dalam
hal ini project portfolio management dapat membantu organisasi untuk
menyelaraskan tujuan jangka pendek-menengah-panjang perusahaan dengan customer, operation & people dimension.
Tema-tema yang menjadi improvement area focus organisasi juga perlu
dimasukkan dalam dimensi tujuan, seperti customer loyalty, sustainable
growth, capital efficiency, operational excellence, profit improvement,
dll. Dari sisi tujuan praktis proyek seperti contract fulfillment, cost,
schedule & quality, juga perlu terus menerus di-optimalkan, bahkan
dimulai dari pre-sales, dimana lessons learned pelaksanaan proyek dapat
membantu melakukan terobosan dan inovasi yang membantu organisasi
menjadi lebih kompetitif dan produktif.
Satu Plan
Berapa banyak plan & schedule yang diperlukan untuk sebuah proyek? Mungkin
semua dari kita sepakat seharusnya jawab-nya adalah SATU. Sebagai
follow-up dari sebuah proses, bagaimana seseorang Manajer Proyek
mendapat penugasan, kegiatan perencanaan menjadi sentral dari bagaimana
manajer proyek dan tim-nya melakukan integrasi dan decision making terhadap input dan lessons learned yang didapat untuk membuat perencanaan yang optimal dengan melibatkankey stakeholders yang diperlukan.
Sesungguhnya tahap perencanaan proyek adalah
kesempatan emas bagi tim proyek untuk menggalang alignment antara key
stakeholders, mengerti apa yang hendak dicapai melalui proyek ini dan
secara bersama-sama memberikan masukan yang optimal kepada perencanaan.
Jika sebuah rencana proyek sudah disusun dengan segala masukan, asumsi, data lessons learned, dan batasan-batasan yang perlu diperhatikan, tentulah
ini menjadi pedoman dan panduan satu-satunya kepada semua tim proyek
dan stakeholders, sehingga keseluruhan organisasi bisa bersama-sama
mendukung.
Apakah semudah itu? Tidak juga. Salah satu faktor penting adalah bagaimana sebuah organisasi meletakan stand-point sales, operasi & support function-nya melalui manajemen proyek. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah bentuk organisasi berbasisfunctional/matrix/projectized, membawa
konsekuensi tantangan tersendiri bagi Project Sponsor dan Manajer
Proyek untuk menyatukan visi dan prioritisasi yang jelas, dalam
pelaksanaan multi-projects, multi-customer.
Namun, dengan penugasan yang jelas & komunikasi
yang tak mengenal menyerah pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
proyek, ditunjang dengan management support dan project sponsorship,
seorang Manajer Proyek sesungguhnya mendapat kesempatan dan otoritas
untuk melakukan alignment kepada semua functions/line, internal dan external, yang diperlukan untuk kesuksesan proyek. Drive the organization with ONE latest approved & communicated plan.
Kill your Project, Timely
Saya bicara mengenai project closing. Banyak
organisasi terbuai dengan perencanaan dan pelaksanaan proyek, tanpa
memiliki cukup fokus, perhatian dan resources untuk memastikan
acceptance dan closing dapat dilaksanakan secara lebih terencana dan
dikawal secara sungguh-sungguh. Akibatnya posisi keberhasilan atau outcome suatu
proyek dapat dengan mudah bergeser negatif, apakah dari sisi cost
spending, profit achievement, operational readiness, cash-flow, penalty,
dsb. Oleh karenanya pastikan closing menjadi agenda utama, direncanakan
dan dilaksanakan secara periodik, bahkan dimulai dari proses sales dan
design/engineering. Closing menyangkut, acceptance, settlement, change handling, customer/supplier contract management, dll.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment