Mari kita lihat peran dan karir dalam hidup kita saat ini. Anda sekarang seorang eksekutif, seorang insinyur pimpinan (lead engineer), seorang insinyur kepala (chief engineer),
manajer teknik, seorang manajer cabang, manajer proyek, manajer
departemen, manajer operasi, General Manager, atau bahkan wakil
presiden, chief operating officer, chief executive officer, atau presiden suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan. Apakah peran ini otomatis membuat Anda seorang pemimpin di bidang, disiplin, departemen, organisasi, lembaga, atau perusahaan anda?
Posisi Anda jelas telah memberikan dan menganugerahkan Anda rasa hormat dan segan teman sejawat, juga otoritas, dan kekuasaan untuk menyelesaikan tugas-tugas, misi, proyek, atau tujuan tertentu dalam sebuah organisasi dan perusahaan, namun demikian kuasa, hak, dan kewenangan dalam posisi Anda atau peran anda tidak secara otomatis membuat Anda seorang pemimpin. Menurut pendapat saya kekuasaan dan otoritas ini hanya membuat Anda seorang bos dalam peran seperti yang terdefinisikan dalam job description posisi anda dalam organisasi.
Pemimpin tidak dilahirkan, meskipun sejarah menunjukkan beberapa pemimpin muncul dalam situasi tertentu. Yang jelas kebanyakan pemimpin itu dibentuk dan dibina, dan di mana kepemimpinan adalah skillset yang dapat dipelajari. Jadi apa itu pemimpin? Bahkan mungkin pertanyaan yang lebih valid untuk dipertanyakan adalah apakah anda adalah seorang pemimpindan pemimpin seperti apa Anda ini.
Jika Anda seorang pemimpin, orang cenderung untuk mengamati apa yang Anda lakukan sehingga mereka tahu siapa Anda sebenarnya seperti yang terjadi pada President SBY. Begitu juga dalam peran anda sebagai seorang pemimpin proyek. Mereka yang anda pimpinmenggunakan pengamatan atau observasi ini untuk mengetahui apakah Anda seorang pemimpin yang terhormat dan terpercaya, atau mungkin hanya seorang egois yang mementingkan diri sendiri dengan menyalahgunakan wewenang untuk berpenampilan baik guna mendapat promosi.
Pemimpin yang mengutamakan kepentingan diri sendiri tidak efektif karena mereka yang dipimpin hanya mematuhi dan menjalankan apa yang menjadi kewajiban mereka sebagai karyawan dan melakukan apa yang diperintahkan pemimpin; terutama sekali karena takut akan akibatnya kalau tidak mengikuti. Kalau kita teliti lebih lanjut, mereka tidak melakukan sertamengikuti perintah atas dasar tekad mereka sendiri yang menjadi tujuan bersama. Pemimpin yang egois ini dapat berhasil di berbagai bidang karena mereka menyajikan gambaran yang baik kepada senior mereka dengan mengorbankan kepentingan orang yang mereka pimpin.
Dasar kepemimpinan yang baik terletak pada karakter yang baik dan terhormat dan padapelayanan tanpa pamrih untuk kepentingan organisasi. Di mata para karyawan kepemimpinan Anda adalah segala sesuatu yang Anda lakukan yang memberikan hasil tepat guna atas tujuan organisasi dan kesejahteraan mereka. Seorang pemimpin yang dihormati akan memusatkanpada diri (apa yang menjadi kepercayaan dan karakternya), pada apa yang dia diketahui (pekerjaan, tugas, pemahamannya atas sifat manusia), dan pada apa yang dilakukannya sebagaiseorang pemimpin dalam tugasnya (mengimplementasikan, memotivasi, memberikan arahanakan
apa yang menjadi misi bersama) dan bagaimana memimpin (dalam
menciptakan lingkungan kerja, dalam memberikan pemberdayaan team (Team
empowerment), dalam bekerjasama dalam team, dan dalam perlakuan yang
layak kepada sesama anggota teamnya)
Apa yang membuat orang ingin mengikuti seorang pemimpin? Kebanyakan orang ingin dibimbingdan diarahkan; dan meraka ingin dipimpin dan diarahkan oleh orang-orang yang mereka hargai dan hormati, dan oleh seorang pemimpin yang memiliki tujuan yang jelas,
dan oleh pimpinan yang memberi rasa nyaman, di mana mereka termotivasi
untuk memberikan yang terbaik dalam tugas yang mereka emban. Menjadi
pemimpin juga berarti memiliki ketulusan untuk membimbing dan
menumbuhkan teamnya menjadi orang yang kebih baik dan sukses dan
memungkinkan potensi anggota teamnya untuk tumbuh maksimum dalam jenjang
karirnya. Untuk mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan yang mereka pimpin, pemimpin harus etis dalam perilaku mereka. Pemimpin harus bisa memproyeksikan arah yang kuat serta tujuan yang mantap, dan dengan menyampaikan visi yang kuat untuk masa depan.
Pada umunya manusia bekerja dengan baik kalau
berada dalam lingkungan kerja yang tepat di mana mereka merasa
dipercaya, dan terberdayakan (empowered) dalam mengemban tugas dan
tanggung jawabnya. Menjadi tugas pemimpin untuk menciptakan suasana
kerja yang bersifat saling mempercayai, mendapatkan kepercayaan, serta
dalam lingkungan kerja team yang punya satu misi yang menjadi tujuan
bersama. Bayangkan bagaimana effektifnya pekerjaan kalau sebagai
pimpinan anda bisa berbagi apa yang harus diselesaikan bersama dengan
Team, menjadikan tugas ini sebagai suatu tujuan bersama di mana orang
yang kita pimpin dapat menemukan cara untuk mencapai sasaran yang dia
banggakan daripada pemimpin harus mengarahkan secara khusus dan
memberikan instruksi untuk melakukan tugas sessuai dengan kehendak
pemimpin. Hal ini berlaku baik dalam lingkup perusahaan maupun dalam
lingkup manajemen proyek dimana apabila anda sebagai pemimpin dapat
menciptakan lingkungan kerja yang baik anda akan memberdayakan Teamnya
untuk bekerja lebih keras dan mencapai hasil pekerjaan yang lebih banyak
dan baik. Jadi dengan kata lain ini semua adalah semata soal berbagi
dengan Team dan bukan hanya sekedar memberi perintah saja karena anda
bosnya.
Perusahaan dan insititusi akan bisa menghasilkan
kepemimpinan yang baik apabila mereka mempunyai perencanaan kepemimpinan
(succession planning) dan program mentoring dalam perusahaannya di mana
orang yang cakap dapat dibina menjadi pemimpin masa depan perusahaan
dan organisasinya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment